Hendra EG "BAMaker" #BangkitMaju #BAMovement

Inspirator #BangkitMaju yang sarat pengalaman lapangan. Lantang berbicara, sebagai perpaduan akademisi dan praktisi. Menginspirasi dari kisah nyata kehidupan pribadinya. Hendra EG "BAMaker" siap membangunkan anda untuk BANGKIT dan MAJU menjadi lebih baik. Follow @HendraEG

Kebijakan Daerah BEM KM IPB 2010

Kementrian Kebijakan Daerah adalah salah kementrian BEM KM IPB 2010 Kabinet Generasi Inspirasi. Kementrian ini bukan kementrian yang baru dalam sejarah BEM KM IPB selama ini. “Dimana bumi dipijak disanalah langit dijunjung”, hal ini yang menjadi filosfi dasar kenapa kementrian ini dibentuk. Berupaya memberikan kontribusi terbaik kepada masyarakat dan daerah setempat, dalam hal ini Bogor Raya (Kota Bogor, Kabupaten Bogor dan sekitarnya).

Secara umum kementrian ini bertugas untuk memberikan kontribusi terbaiknya guna mewujudkan Bogor Raya yang maju dan berkeadilan. Kontribusi ini dapat dilakukan melalui pengawalan, aksi nyata dan kajian-kajian yang harapannya dapat dijadikan rekomendasi untuk pembangunan Bogor Raya yang lebih baik ke depan.

Hanya saja pada evaluasinya, kementrian ini menghadapi tantangan besar khususnya pada perhatian mahasiswa terhadap apa yang dikerjakan kementrian ini. Hal ini lebih dikarenakan rendahnya rasa memiliki mahasiswa yang notabene berasal dari luar daerah Bogor Raya terhadap kondisi pembangunan Bogor Raya. Selain itu, isu-isu yang ada lebih cenderung kalah santer dari pada isu-isu nasional yang berkembang. Bahkan cenderung kementrian ini menjadi “lahan kering” yang sedikit peminat dan seakan terasingkan.

Inilah tantangannya, tantangan bagi orang-orang yang mencoba tuk memahami arti kontribusi secara mendalam. Kontribusi bukan posisi. Kontribusi tidak memandang dimana kita dan besar kecilnya wewenang kita, tapi lebih kepada apa yang dapat kita berikan. Kita hanya dapat memberi dan memberi, memberi dari upaya yang terbaik guna menggapai hasil yang terbaik. Sebaik-baik kita adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Jadi teringat dengan kisah si Koboi Shane. Shane adalah nama tokoh sekaligus judul film koboi Hollywood. Dalam film ini, Shane diperankan oleh Alan Ladd. Adegan paling penting adalah ketika Shane datang ke sebuah kota kecil yang dikuasai para bandit. Shane lalu duel melawan kepala bandit yang dimainkan Jack Palance. Singkat cerita, Shane berhasil menembak sang bandit. Penduduk kota merasa begitu bergembira, karena sesudah dikuasai rezim bandit selama bertahun-tahun, akhirnya mereka terbebaskan dari cengkraman pada bandit kejam dan bengis itu. Penduduk kota segera merayakan peristiwa ini dengan pesta pora. Tiba saatnya ketika penduduk hendak memberikan balas jasa kepada Shane dengan menganugerahinya sebagai sherrif di kota itu, Shane ternyata sudah memacu kudanya dan pergi. Si koboi menghilang di bukit-bukit yang mengelilingi kawasan kota kecil. Ia datang tiba-tiba, dan pergi, juga, dengan tiba-tiba.

Film ini diakhiri dengan teriakan bergema yang mengharukan dan berulang-ulang dari seorang anak kecil pengagum Shane, si koboi, sambil mengejar kuda yang ditunggangi sang koboi. Alih-alih kembali, kuda Shane malah dipacu dan berlari cepat: “Shane, come back, Shane. Come back…..!!” Teriak anak kecil itu, tetapi Shane tak pernah “come back”. (Arief Budiman dalam Arbi Sanit. 1999. Pergolakan Melawan Kekuasaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar dan Insist Press. Hlm xv). Betapa heroiknya Shane. Ia datang ketika kota tengah dirundung kekacauan dan kegalauan. Shane lalu hadir menyelesaikan persoalan. Setelah tugasnya selesai, Shane berlalu begitu saja, tak meminta maupun menerima imbalan.

Rekan-rekan sekalian, hal mendasar yang harus kita pahami dalam sebuah organisasi adalah bagaimana kita dapat memaknai adanya kita dalam organisasi tsb. Hari ini kita ditempatkan di Kementrian ini, kementrian dengan tantangan-tantangan besar ke depannya. Jika detik ini, masih terbesit niat dihati kita untuk dapat menerima, segera bergegas untuk meninggalkan tim ini. Disini tempatnya memberi bukan menerima. Memberi dan memberi, memberi dengan segala usaha terbaik untuk menggapai hasil yang terbaik. Semangat berkontribusi, karena kontribusi adalah bahasa perjuangan kita.

Visi, Keyakinan, dan Nilai-Nilai Dasar

Ketika kita -individu maupun organisasi- dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan mendasar menyangkut jati diri, mencari tahu apa atau siapa kita, kita masuk ke dalam area modal spiritual atau spiritual capital. Pada tataran organisasi paling tidak terdapat tiga komponen utama dari modal spiritual tsb, yaitu Visi (yang kemudian diturunkan menjadi Misi), keyakinan dan nilai-nilai dasar.

Visi merupakan rumusan “mimpi” yang ingin diwujudkan oleh orang-orang yang berhimpun di dalam suatu organisasi. Pada awalnya, visi biasanya merupakan impian dari pendiri atau pemimpin organisasi tersebut. Jika kemudian ia mampu mensosialisasikan visi tersebut dengan optimal dan di-buy-in oleh para pengikutnya atau anggota organisasi, visi yang sebelumnya bersifat pribadi berubah menjadi visi bersama, shared vision atau shared dream. Dalam posisi ini, visi menjadi sumber motivasi internal yang kuat bagi anggota organisasi untuk menyatukan segenap sumber daya yang dimiliki dan kemudian bergerak bersama-sama. Ketika visi sudah menjadi shared vision maka “aku” dan “kamu” sudah melebur menjadi kita.

Lazimnya visi mengambil format suatu situasi, kondisi, atau posisi ideal dimasa depan, yang bukan ingin dicapai, namun diyakini pasti mampu dicapai. Bagi si pemiliki, visi bersifat sangat subyektif, sehingga tidak ada kata “tidak realistis”. Dan memang seharusnya visi menggambarkan sesuatu yang “tidak realistis”, ”tidak nyata” untuk ukuran hari ini. Visi berbicara becoming something, somewhere in the future, bukan sesuatu yang sifatnya here dan now.

Keyakinan menunjukan bagaimana para anggota suatu organisasi memberikan makna (meaning) atau mempersepsikan organisasinya, dan hal-hal lain yang terkait dengan itu. Ketika telah terbangun kesatuan makna atau persepsi, terbentuklah apa yang disebut shared meaning, yang akan menggerakan para anggota organisasi untuk merespon stimulus yang sama dengan cara yang sama pula. Dampaknya jelas sekali, sejumlah vektor yang searah tentunya akan saling menguatkan dan memiliki implikasi kolektif yang jauh lebih besar.

Berdasarkan kedalamannya sering dibedakan antara opinion, operating beliefs, dan conviction. Suatu keyakinan yang berada pada tingkatan opinion biasanya sering diucapkan secara verbal namun belum tampil dalam perilaku sehari-hari. Suatu operating beliefs biasanya tampil dalam perilaku sehari-hari selama situasinya normal, tidak kritis. Sedangkan sebuah conviction akan membuat seseorang akan membuat seseorang berpegang teguh kepadanya dalam situasi apapun, bahkan ketika hidupnya menjadi taruhan. Sebagai contoh, ketika keyakinan bahwa visi organisasi kita dapat dicapai masih dalam tataran opinion, kita masih bisa bermalas-malasan seakan visi organisasi hanya sebagai mimpi belaka. Ketika keyakinan bahwa visi organisasi kita dapat dicapai berada dalam tataran operating beliefs, kita akan terus bertahan mencapai visi hanya pada saat kondisi normal, pada saat terdapat tantangan atau badai maka kita akan menyerah ditengah jalan. Tapi jika keyakinan bahwa visi organisasi dapat dicapai sudah pada tataran conviction, maka kita akan tetap berpegang teguh dengan komitmen untuk dapat mencapai visi tersebut, kita tidak akan menyerah dengan tantangan-tantangan besar yang ada, sebesar apapun badai yang menggoyang kapal, kita akan tetap tegar.

Nilai-nilai merupakan turunan yang besifat lebih operasional dari keyakinan, yang menunjukan apa yang diyakini baik atau buruk, benar atau salah, penting atau tidak penting, dalam kehidupan organisasi tersebut. Dengan demikian, nilai-nilai merupakan pedoman para anggota organisasi dalam perilaku sehari-hari. Dalam praktiknya, nilai-nilai tersebut merupakan sumber bagi norma-norma perilaku. Ketika seperangkat nilai sudah diterima secara kolektif oleh para anggota organisasi maka nilai-nilai tersebut telah menjadi shared values. Sejumlah nilai yang paling berpengaruh terhadap perilaku atau menjadi ujukan utama, disebut sebagai nilai-nilai dasar atau nilia-nilai utama (primary values). Dalam organisasi biasanya dibedakan antara nilai-nilai yang diinginkan (das sollen) yaitu nilai-nilai yang diturunkan dari visi dan keyakinan, dengan nilai-nilai yang berkembang saat ini (das sein). Proses membangun budaya organisasi pada dasarnya adalah upaya mengatasi kesenjangan antara das sein dengan das sollen, hingga pada akhirnya das sein sama dengan das sollen.

Kementrian Kebijakan Daerah yang Lebih Baik

Berdasarkan dari evaluasi dari tahun-tahun sebelumnya, maka dirumuskanlah visi, misi sekaligus nilai-nilai dasar Kementrian Kebijakan Daerah BEM KM IPB 2010 Kabinet Generasi Inspirasi kedepan adalah sebagai berikut:

Visi

Kementrian Kebijakan Daerah yang Inklusif, progresif dan professional menuju BEM KM IPB 2010 yang solutif dan inspiratif.

Misi

  1. Optimalisasi peran media dan jaringan dalam melakukan propaganda isu
  2. Membangun keterlibatan seluas-luasnya kepada semua komponen yang peduli terhadap kondisi Bogor Raya
  3. Membangun budaya tim yang positif, kepemimpinan yang efetif dan keorganisasian yang rapih
  4. Manghasilkan karya nyata yang dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Bogor dan sekitarnya.

Inklusif adalah sebuah konsep untuk dapat melibatkan semua komponen dalam setiap program yang akan dilaksanakan, baik yang bersifat event atau kajian. Hal ini sangat penting guna meng-countre isu-isu negative yang berkembang terkait dengan indepensi pergerakan mahasiswa IPB. Satu untuk semua..

Progresif adalah sebuah konsep Kementrian Kebijakan Daerah BEM KM IPB yang berupaya untuk selalu belajar dari proses untuk menjadi lebih baik. Dalam perjalanannya, kita menyadari telah banyak hal positif dan negatif yang menjadi bahan evaluasi, sehingga harapannya dengan visi progresif ini kita dapat menghindari pengulangan kesalahan-kesalahan yang ada. Visi Progresif ini juga dimaksudkan berupaya mencari solusi-solusi atas hal-hal klasik yang selalu melingkupi dunia pergerakan mahasiswa IPB, sehingga adanya kita tidak hanya mengulang kebiasaan-kebiasaan yang memang sejak dahulu telah ada.

Profesional adalah sebuah konsep etos kerja yang berupaya menggapai hasil yang terbaik, dari usaha yang terbaik, excellent. Konsep kerja ini menghubungkan kita dengan pemaknaan ihsan dalam islam. Semangat memberi yang terbaik kita, tidak akan dibatasi dengan reward, tepuk tangan orang lain, atau bahkan sekedar ucapan terima kasih. Karena kita dapat memahami bahwa segala amal yang kita berikan, Allah SWT akan melihat, menilai dan memberikan balasan dengan seadil-adilnya.

Nilai-Nilai Dasar

1. Integritas

Berdasarkan pada pribadi-pribadi yang matang dan dewasa, dilandasi oleh kemampuan untuk menyelaraskan pikiran, perkataan dan perbuatan, berkata dan bertindak jujur, serta memikul tanggungjawab, sehingga mampu menjadi agen-agen perubahan yang layak dipercaya. Meliputi nilai-nilai operasional: Kejujuran, Tanggung Jawab, Kematangan dan Kedewasaan.

2. Kredibilitas

Berdasarkan pada kompetensi masing-masing, sehingga mampu menampilkan hasil kerja yang cermat, excellent, serta mampu membangun komunikasi yang produktif dan jejaring yang luas. Meliputi nilai-nilai operasional: Belajar/Berkembang, Kecerdasan, Kompetensi, Kecermatan, Komunikasi, dan Jejaring.

3. Kontribusi

Berdasarakan keinginan yang mendalam untuk dapat menajdi pribadi-pribadi yang lebih bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang. Niatnya hanya untuk memberi dan memberi, bukan untuk menerima. Walaupun ada keuntungan untuk pribadi, itu hanya dianggap sebagai efek dari usaha-usahanya yang diniatkan untuk memberi. Nilai-nilai operasional: Memberi, Pengorbanan, Perjuangan, dan Gairah/Semangat.

Prinsip-Prinsip Pemberdayaan Tim

1. Vision

Setiap anggota tim mengetahui dan memahami secara jelas sasaran yang ingin dicapai tim. Bayangkan bila sebuah permainan sepak bola tanpa ada gawang. Ini akan membuat seluruh pemain frustrasi dan bergerak tanpa tujuan.

2.  Optimizing

Ini berarti setiap anggota tim harus bisa mengenali kemampuan atau potensi dirinya sendiri, kemampuan untuk mendayagunakannya, serta kemampuan untuk belajar guna meningkatkan potensi dirinya secara terus menerus.

3.  Integrity

Setiap anggota tim harus mampu menunjukkan integritas sehingga tercipta rasa saling percaya, saling menghargai, dan saling ketergantungan dalam tim, yang pada gilirannya dapat menciptakan sinergi dan social capital untuk mencapai sasaran secara lebih cepat dan efisien. Integritas adalah sifat yang dapat dipercaya, selalu menepati janji, jujur, memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugas atau terhadap apapun yang telah disepakati.

4.  Communication.

Dalam hal ini komunikasi berarti interaksi antar individu anggota tim sehingga tercipta sinergi kelompok. Setiap anggota tim harus dapat mengerti dan memahami anggota lainnya. Melakukan ”komunikasi empatetik” atau ”berusaha mengerti sebelum dimengerti”. Kunci dasar kemenangan sebuah tim adalah pada kelancaran komunikasi di antara anggota tim. Komunikasi berarti menciptakan irama dan getaran harmonisasi yang melingkupi seluruh anggota tim, mengalir dan membawa seluruh anggota tim ke arah, tujuan, dan sasaran bersama.

5.   Empowering

Ini berarti bahwa setiap anggota tim harus memberdayakan satu sama lain, saling mengisi, saling memberi inspirasi, dan saling membangun antusiasme di antara anggota tim.

Penutup

Pada sejarahnya inisitor perubahan tidak pernah dimulakan oleh banyak orang. Perubahan selalu dimulakan dari sekelompok kecil orang, yang biasa disebut dengan agent of change. Yang menjadi pertanyaannya adalah: Do have that quality? Are we selected ones? Are we agent of change? Have we decided to be agent of change. Pertanyaan ini menjadi begitu fundamental dan substantif Karena kita berangkat dari keyakinan dasar bahwa menjadi agent of change adalah pilihan, dan membangun hal itu adalah perjalanan sepanjang hayat.

Pada sisi lain, The true decision akan memaksa otak dan pikiran kita untuk bekerja optimal, up to the limit, bahkan break the limit, untuk menemukan jalan bagaimana menggapai visi. Sebuah decision sejatinya adalah sebuah refleksi prasangka baik kepada Allah, bahwa Dia akan memberikan jalan untuk mencapai sebuah cita-cita, betapapun hebatnya itu, manakala seluruh daya sudah kita kerahkan dengan optimal, maka kita hanya dapat bertawakal atas segala keputusan Allah kemudian. Pada gilirannya, terkadang sebuah decision akan menggerakan keajaiban, berupa pertolonan Allah yang tak dapat dibendung oleh halangan apapun juga. Awali dari decision, decision untuk untuk menjadi agent of change. Maka tiada yang tidak mungkin, Allah akan selalu bersama orang-orang yang berusaha dengan segala upaya untuk memjadi atau membuata sesuatu menjadi lebih baik. Karena kontribusi adalah bahasa perjuangan kita.

Salam kontribusi,

Menjakda BEM KM IPB Generasi Inspirasi 2010

Karena Kontribusi adalah Bahasa Perjungan Kami

2 comments on “Kebijakan Daerah BEM KM IPB 2010

  1. pujangga politik
    05/03/2010

    KEREN!!!!

    • Hendra EG.
      28/05/2010

      Salam,,

Tinggalkan Balasan ke pujangga politik Batalkan balasan

KATEGORI

ARSIP

BLOG STATS

  • 19.564 hits